cover
Contact Name
Dr. Masturin, M.Ag
Contact Email
masturin@stainkudus.ac.id
Phone
+628122532397
Journal Mail Official
konselingreligi@stainkudus.ac.id
Editorial Address
Jl. Conge Ngembalrejo Bae Kudus Po Box. 51
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
KONSELING RELIGI
ISSN : 19077238     EISSN : 24772100     DOI : http://dx.doi.org/10.21043/kr
KONSELING RELIGI Jurnal Bimbingan Konseling Islam(ISSN 1907-7238; E-ISSN 2477-2100) accredited B Ministry of Research, Technology and Higher Education No. 36a / E / KPT / 2016 dated 23 May 2016, is an academic journal that emphasizes on actual issues related to Islamic guidance and counseling. Journal of Counseling Religi Journal of Islamic Counseling Guidance is published twice a year (once every six months, issued in June and December) by the Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus. SK ISSN was published on July 31, 2006 and is valid since the first Journal of Vol.1, No 1, June 2010. The editors receive contributions from experts to submit their thoughts related to da'wah, guidance, counseling.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI" : 20 Documents clear
LANDASAN TEOLOGIS KONSELING SOSIAL DALAM PERSPEKTIF HASSAN HANAFI Zahriyal Falah, Riza
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2861

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengungkap pemikiran teologi Hassan Hanafi dalam kaitannya menjadi landasan filosofis teologis teori dan praktik konseling sosial. Dalam pembuatan artikel ini, penulis memusatkan penlitian pada kajian literatur kepustakaan yang berkaitan dengan landasan konseling dan teologi Hassan Hanafi. Sehingga masing-masing ilmu dipastikan mempunyai landasan filosofis terkait metafisik, epistemologi, dan aksiologi. Landasan metafisik terdiri atas konsep teologis, ontologis, antropologis dan kosmologi. Landasan metafisis teologis diperlukan dalam praktik konseling sosial agar ada nilai-nilai religius yang tumbuh dalam proses konseling. Pemikiran teologis Hanafi lebih memusatkan perhatian teologi antroposentris ketimbang teosentris. Konsep teologi Hanafi sesuai dengan tujuan konseling sosial yang mempunyai tujuan mewujudkan the helping relationship antara konselor dengan konseli, dan memunculkan solusi bagi masalah konseli dalam kehidupan sosialnya. Konsep-konsep teologi berupa keesaan Tuhan dan beberapa sifatnya, dapat menjadi landasan praktik konseling yang lebih humanis religius.
KONSELING ADIKSI NARKOBA DI PESANTREN DENGAN PENDEKATAN TAZKIYATUN NAFS IMAM AL-GHAZALI Hasan, Aliah B. Purwakania; Tamam, Abas Mansur
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2754

Abstract

Kecanduan narkoba masih merupakan masalah utama di Indonesia, sehingga membutuhkan konseling masyarakat yang terpadu, termasuk dengan pendekatan religi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi konseling narkoba menggunakan pendekatan tazkiyatun nafs berbasis pemikiran klasik ulama Islam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali. Penelitian ini menggunakan analisis isi terhadap tinjauan literatur dengan sumber utama buku klasik Imam Al Ghazali, pemikiran Islam kontemporer, teori psikologi kesehatan dan ilmu konseling. Penelitian ini menkonstruksi secara teoritis indikator kesehatan spiritual terdiri dari kekokohan aqidah, terbebas dari penyakit hati, berkembangnya akhlak yang mulia, terbinanya adab yang baik dalam interaksi kehidupan, dan tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk mencapai kesehatan spiritual, konsep mujahadah dan riyadah merupakan hal yang penting sebagai prinsip modalitas penanganan, dalam melaksanakan penanganan narkoba dengan berbasis tazkiyatun nafs dalam pemikiran ilmiah Al Ghazali. Penelitian ini merekomendasikan penerapan pendekatan tazkiyatun nafs Imam Ghazali dalam konseling adiksi narkoba pada panti rehabilitasi yang diselenggarakan oleh masyarakat. 
KONSEP RIYÂDHAH AL-SHIBYAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER KELUARGA ISLAMI Listiana, Anisa
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2934

Abstract

Seorang anak akan menerima pengaruh apapun dari orang lain, oleh karena itu pelatihan atau pembinaan akhlak merupakan hal yang seharusnya dimulai sejak usia dini. Sejak awal anak harus dihindarkan dari lingkungan yang jelek dan harus diasuh oleh wanita yang shalihah, kuat dalam melaksanakan ajaran agama, dan tidak makan kecuali makanan yang halal. Kemudian pada saat kemampuan membedakan antara yang baik dan buruk (tamyiz) mulai muncul dalam diri anak, perhatian harus lebih ditingkatkan lagi untuk memastikan bahwa ia mampu menempatkan nilai kebaikan pada hal-hal yang memang baik dan nilai keburukan kepada hal-hal yang memang buruk. Gambaran tentang bagaimana membimbing dan membina anak sejak dini supaya berakhlak mulia merupakan  hal yang  relevan dengan tujuan dan fungsi dari bimbingan dan konseling Islami, yaitu suatu usaha membantu manusia agar ia menggunakan potensi ikhtiarnya untuk memiliki dan menciptakan lingkungan yang positif sebagai salah satu upaya, preventif, kuratif dan developmental dari hal-hal yang mengotori jiwa manusia dalam membangun kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat secara Islami. Konsep itulah yang dikenal dengan Riyadhatusy Syibyan.
PROSES KOMUNIKASI DALAM KONSELING KAJIAN ISLAM BAGI MASYARAKAT DIGITAL DI BANDUNG Prasanti, Ditha
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2645

Abstract

Jika berbicara mengenai konseling, maka kita akan teringat pada berbagai hal yang berhubungan dengan konsultasi. Konseling bisa mencakup semua aspek dalam kehidupan manusia. Pada era ini, kecenderungan masyarakat di Indonesia dikenal dengan masyarakat digital. Hal ini menyebabkan proses komunikasi pun sebagian besar dilakukan melalui media digital. Penulis juga menemukan fenomena adanya proses komunikasi konseling mengenai kajian islam yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Bandung dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat fenomena tentang model komunikasi dalam konseling kajian islam bagi masyarakat digital di Bandung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa proses komunikasi dalam konseling kajian islam bagi masyarakat digital di Bandung meliputi beberapa tahapan, yaitu : (1) Adanya komunikator yang kredibel dari segi pendidikan agama islam; (2) Proses komunikasi dalam konseling kajian islam bagi masyarakat digital terjadi dalam aspek pesan verbal maupun non verbal; (3) Adanya kesepakatan untuk menggunakan media sosial Whatsapp dan LINE sebagai wadah konseling kajian islam bagi masyarakat digital di Bandung.
TERAPI HOLISTIK TERHADAP PECANDU NARKOBA Mulkiyan, Mulkiyan; Farid, Ach
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2753

Abstract

Terapi holistik merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam penyelesaian masalah terhadap pecandu narkoba yang diantaranya meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spritual. Dengan terapi tersebut maka dapat diselesaikan masalah-masalah yang telah dihadapi para pecandu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan terapi holistik dan faktor-faktor yang menjadi penhambat dalam pengaplikasian terapi holistik terhadap pecandu narkoba serta solusinya. Penulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimaksudkan untuk meneliti fenomena sesuai dengan kondisi real di lapangan dengan menggunakan analisis data yang bersifat tringulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tahap metode penyembuhan pecandu narkoba yang doterpkan di Balai Rehabiitasi BNN Baddoka Makassar terdapat empat tahapan, yaitu tahap detoxifikasi, psikologi, sosial, religius. Keempat tahap ini merupakan pengelompokan medis dan non medis dan terdapat tiga faktor penghambat dalam penerapan terapi holistik terhadap pecandu narkoba diantaranya tipe residen, kepribadian residen dan sumber daya manusia.
AKHLAK KONSELOR SOSIAL UNTUK PEKERJAAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM saliyo, saliyo
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2756

Abstract

Artikel  ini dibuat dengan tujuan untuk mengeksplorasi akhlak konselor  sosial  pada pekerjaan sosial dalam pandangan psikologi Islam. Artikel   ini merupakan hasil dari eksplorasi literatur sumber bacaan berkaitan dengan konseling sosial, pekerjaan sosial dan psikologi Islam.  Metode analisis yang digunakan dalam mengkaji literatur menggunakan metode deduktif induktif. Akhlak  konseling sosial perspektif psikologi Islam artikel ini hasil dari  mengkaji firman Allah dalam al-Qur'an  al-Imran ayat 159. Hasilnya menunjukan bahwa akhlak konselor sosial dalam melaksanakan tugas, apabila ingin berhasil sebaiknya meniru akhlak Rasulullah saw.   Akhlak     yang melekat pada konselor sosial berdasarkan kajian psikologi Islam  ada pada Rasulullah yang tertera dalam firman Allah surat al-Imran ayat 159. Pertama konselor sosial senantiasa  berdoa ketika dia hendak  menjalankan tugas agar  mendapatkan rahmat dari Allah. Yang kedua konselor sosial memiliki kepribadian  lemah lembut. Ketiga konselor sosial tidak memiliki akhlak yang kasar. Keempat konselor sosial memiliki akhlak selalu memaafkan klien  apabila klien bersalah dengannya. Kelima konselor sosial selalu mengadakan musyawarah bersama klien ketika akan memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan klien. Keenam apabila   konselor sosial memiliki tekad selalu  bekerja dan berusaha dengan keras disertai dengan tawakal kepada Allah.
KONSELING ISLAM DALAM LINTAS BUDAYA PADA MASYARAKAT PANTURA TIMUR JAWA TENGAH Masturin, Masturin
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2962

Abstract

Konseling lintas budaya (cross-culture counseling) melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, maka proses konseling rawan terjadinya bias budaya yang akan mengakibatnya proses konseling berjalan kurang efektif. Konselor dituntut memiliki kepekaan budaya dan melepaskan diri dari bias-bias budaya, mengerti dan dapat mengapresiasi diversitas budaya, dan memiliki keterampilan-keterampilan yang responsif secara kultural. Konseling lintas budaya mewarisi berbagai perinsip keilmuan dari psikologi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Pelayanan konseling hakikatnya merupakan proses pemberian bantuan dengan penerapkan prinsip-prinsip psikologi. Secara praktis dalam kegiatan konseling akan terjadi hubungan antara satu dengan individu lainnya (konselor dengan klien). Dalam hal ini individu tersebut berasal dari lingkungan yang berbeda dan memiliki budayanya masing-masing. Oleh karena itu dalam proses konseling tidak dapat dihindari adanya keterkaitan unsur-unsur budaya. Keragaman budaya dapat menimbulkan konsekuensi munculnya etnosetrisme dan kesulitan komunikasi. Etnosetrisme mengacu pada adanya perasaan superior pada diri individu karena kebudayaan atau cara hidupnya yang dianutnya dianggap lebih baik. Sedangkan bahasa adalah simbol verbal dan nonverbal yang memungkinkan manusia untuk mengkomunikasikan apa yang dirasakannya dan dipikirkannya. Apabila terjadi perbedaan dalam menginterpretasikan simbol-simbol verbal dan nonverbal diantara dua orang atau lebih yang sedang berkomunikasi, maka akan timbul persoalan. Sesuai dengan fokus penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang disebut juga sebagai penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan yang bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik, karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi atau diatur dengan eksperimen atau  riset.
IMPLEMENTASI METODE SILATURAHIM DALAM BIMBINGAN KONSELING SOSIAL BERBASIS DAKWAH Kusnawan, Aep
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2742

Abstract

Dinamika kehidupan masyarakat Bandung dewasa ini semakin kompleks, sistemik, dan cenderung mengarah semakin individualistik. Ragam permasalahan muncul membutuhkan penanganan dari para konselor sosial. Tidak terkecuali, konselor sosial yang bertugas di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Beragam metode pun diuji coba untuk diterapkan dalam membina masyarakat. Salah satu metode yang mereka gunakan adalah silaturrahim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode silaturrahim tersebut dalam pemberian layanan Konseling Sosial. Untuk itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif pendekatan naturalistik-kualitatif, penelitian ini dilakukan dalam situasi yang wajar dan alami. Temuan penelitian menunjukan bahwa metode silaturahim diimplementasikan melalui tahapan: Taaruf, Tafahum, Taawun dan Takaful. Sehingga hasil penelitian ini menawarkan salah satu metode yang dapat digunakan oleh konselor sosial, guna pengembangan masyarakat ke arah yang semakin baik, sesuai misi dakwah Islam.
REVITALISASI PERAN PENYULUH AGAMA DALAM FUNGSINYA SEBAGAI KONSELOR DAN PENDAMPING MASYARAKAT Jaya, Pajar Hatma Indra
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2453

Abstract

Salah satu wilayah kerja konselor masyarakat adalah menjadi penyuluh agama. Profesi ini mempunyai peran yang strategis, namun selama ini penyuluh agama tidak terlalu popular di masyarakat. Tulisan ini bertujuan menawarkan perspektif baru terkait peran yang harus diambil oleh penyuluh agama. Hal itu dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidakidealan fungsi penyuluh agama selama ini. Hasil riset menunjukan bahwa ketidakpopuleran penyuluh agama terjadi karena profesi ini bergerak di wilayah “wacana teologi” semata, bahkan perannya terkesan hanya persoalan “teknis peribadatan” yang sebenarnya sudah bisa dilakukan oleh dai-dai lokal. Untuk menjadi profesi yang bernilai bagi masyarakat, penyuluh agama tidak boleh hanya berfungsi sebagai agen informatif-edukatif yang mewujud dalam ceramah agama, namun penyuluh agama harus bisa menjadi pemungkin (enabler) dalam menyelesaikan semua persoalan masyarakat, baik masalah keagamaan ataupun non-keagama. Untuk itu penyuluh agama harus memainkan fungsinya sebagai konselor dan pendamping-advokat yang selama ini tidak banyak dijalankan. Meskipun penyuluh agama dituntut bisa menyelesaikan semua masalah masyarakat, namun ia tidak harus menyelesaikan masalah tersebut sendiri. Penyuluh agama dapat memainkan peran sebagai broker yang menghubungkan kebutuhan masyarakat berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait.  
MEMBANGUN MOTIVASI SPIRITUAL WARGA MELALUI MICROGUIDING (Studi Pada Lembaga Dakwah Komunitas Masjid Di Banyumanik) Hasanah, Hasyim
KONSELING RELIGI Vol 8, No 2 (2017): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v8i2.2741

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan upaya membangun motivasi spiritual warga melalui microguiding Lembaga dakwah Komunitas (LDK) berbasis masjid di Banyumanik. Jenis kajian adalah field research. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada 11 warga dan 3 pendamping microguiding. Analisis data menggunakan teknik model miles dan hubeman meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat problem motivasi spiritual, berupa rendahnya motivasi akidah, ibadah, dan muamalah warga di Banyumanik. Problem motivasi akidah berupa rendahnya pemahaman dan semangat menghadirkan nilai-nilai keislaman. Problem motivasi ibadah berupa rendahnya partisipasi memakmurkan masjid. problem motivasi muamalah ditunjukkan dengan perilaku acuh tak acuh, kurangnya kepedulian, dan hubungan sosial yang kurang harmonis. Upaya yang dilakukan untuk menangani dan membangun motivasi spiritual melalui microguiding. Microguiding adalah salah satu teknik bimbingan dengan pendekatan personal maupun kelompok dalam sebuah lingkungan kondusif. Microguiding dilakukan dengan memaksimalkan peran kelompok kerja LDK berbasis masjid. LDK Nurul Jannah melakukan kegiatan microguiding kepada ibu rumah tangga dan komunitas ibu muda di wilayah Banyumanik. LDK Nurul Falah melaksanakan kegiatan microguiding kepada kaum pria, serta beberapa aktivis masjid. LDK al-Hikmah dan Yayasan al-Hikmah melaksanakan kegiatan microguiding kepada seluruh anggota majelis ta’lim di Banyumanik. LDK al-Huda melaksanakan kegiatan microguiding kepada jamaah lanjut usia.

Page 1 of 2 | Total Record : 20